EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)

BAB I

PENDAHULUAN

 A.Dasar Pemikiran

” Apabila manusia melakukan pendekatan diri kepada Tuhan Pencipta  mereka dengan bermacam macam kebaikan, maka mendekatlah engkau dengan akalmu, niscaya engkau merasakan nikmat yang lebih banyak, yaitu dekat dengan manusia di dunia dan dekat dengan Allah di akhirat.” (  Hadits  Rasulullah  )

 

Manusia terdorong untuk mencari,  mengapa ia tidak puas dan mengapa dia tidak bahagia.  Dorongan yang membuat seseorang tanpa sadar mencari  cari  melalui dunia sehingga pada akhirnya banyak yang berkiblat kepada dunia, tetapi sebenarnya mereka tengah melakukan perjalanan pencarian makna kehidupan.

Ada  manusia yang menyadari bahwa dirinya sedang  melakukan  pencarian yaitu” pencarian jati diri “, namun banyak juga yang tidak menyadari akan hal itu.  Inti pencarian tersebut diatas ternyata dialami juga oleh tiga orang manusia  besar  di dalam sejarah :   Ibrahim,  Musa  dan  Muhammad,  yang mendapatkan keyakinannya  melalui sebuah proses yang panjang.

Proses pencarian itu dialami  Nabi  Ibrahim  atau  Abraham,  beliau  mencari di balik bintang, bulan  dan  matahari. Beliau  terus  bertanya  dan  mencari, sehingga beliau menemukan jawabannya. Begitu pula dengan  Nabi  Musa  atau  Moses, beliau menaiki  Gunung  Sinai,  dan  mencari  keyakinan  akan Tuhan. Nabi  Musa  berkata :

” Tuhanku tunjukanlah kepadaku, agar aku bisa melihat-Mu.” Kemudian Tuhan pun menjawab : ” Musa,  kau takkan bisa melihat-Ku. Tapi lihatlah gunung itu,  apabila ia tetap tegak berdiri, maka kau akan melihat-Ku, Musa.”  Kemudian tatkala Tuhan pun memperlihatkan diri-Nya dihadapan gunung itu, maka  gunung  itu  hancur  terpecah belah. Nabi  Musa  tersungkur,  jatuh  pingsan,  ketika  beliau  sadar,  dia  berkata : ” Maha Suci Engkau, kami bertaubat pada-Mu, dan aku menjadi orang yang pertama beriman.” Musa pun mendapatkan keyakinan akan eksistensi Tuhan  dan  kehidupan.

Pencarian juga dialami oleh Nabi Muhammad s.a.w,  beliau  gelisah  melihat keadaan kaumnya saat itu hingga selama bertahun tahun naik turun  gua  Hira  untuk mencari jawaban akan makna kebenaran  dan  hakikat kehidupan. Inilah perintah dari Tuhan agar manusia mencari  dan  menyadari siapa dirinya dan darimana dia berasal, inilah makna kehidupan.

Pencarian tersebut diatas menuntun kearah kecerdasan emosi dan spiritual atau dikenal dengan istilah Emotional Spiritual Quotient atau ESQ, pembentukan dari ESQ itu adalah bermula dari Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam.

 

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada dasar pemikiran tersebut  diatas,  maka  kami  mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan secara rinci,  uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Apakah Ihsan ( Zero Mind Proses ) ?

2. Bagaimana Rukun Iman ( Mental Building ) ?

3. Bagaimana Rukun Islam ( Personal Strenght dan Social Strenght )  ?

 

C.Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan hal  kajian

dari IlmuTasauf , tujuan hal tersebut diatas akan diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui Ihsan ( Zero Mind Proses ).

2. Untuk mengetahui Rukun Iman ( Mental Building ).

3. Untuk dapat mengetahui Rukun Islam (Personal Strenght dan Social Strenght).

 

 

 

BAB II

EMOTIONAL SPRITUAL QUOTIENT ( ESQ )

Emotional Spiritual Quotient adalah merupakan konsep tentang  bagaimana membangun sebuah kecerdasan emosi dan spiritual  ( ESQ ), cara cara pemeliharaan  dan metode metodenya dengan unsur pembentuk Ihsan ( Zero Mind Proses  /  Pikiran Bersih atau Penjernihan Emosi ), Rukun Iman ( Mental Building / Membangun Mental ) dan Rukun Islam ( Personal Strenght dan Social Strenght  atau  Ketangguhan Pribadi   dan Ketangguhan Sosial ).

 

A. IHSAN ( ZERO MIND PROSES )                                                                                                                    

Setiap manusia telah dikarunia oleh Tuhan sebuah jiwa,  yang  dengan  jiwa  itu  dia bebas menentukan pilihannya.  Dalam Al Qur’an  sebelum manusia  diciptakan,  ruh  manusia telah mengadakan perjanjian dengan Tuhannya. Firman  Allah S.W.T  didalam Al Qur’an surat Al Araf ayat 172 -173, menunjukan pula sebuah fitrah iman agama ataupun akidah pada diri manusia : “Dan ( ingatlah ) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak anak Adam  dari sulbi mereka  dan  Allah mengambil kesaksian  terhadap  jiwa  mereka, ( seraya berfirman ) : ” Bukankah Aku ini Tuhanmu ?”  Mereka  menjawab : “Betul ( Engkau Tuhan kami ), kami menjadi saksi.”  ( Kami  lakukan  yang demikian itu ) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan : ” Sesungguhnya kami ( bani Adam ) adalah orang orang yang lengah terhadap ini ( ke-Esa-an Tuhan). ” Atau agar kamu tidak mengatakan :  ”  Sesungguhnya  orang orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu,  sedang kami                ini adalah anak anak keturunan yang  ( datang )  sesudah  mereka.  Maka  apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang  orang  yang sesat dahulu.”  ( QS 7 : 172 – 173 )

Manusia bila hendak berbuat keburukan suara hati nurani akan melarangnya jika manusia tetap melakukan perbuatan yang buruk  dan  tidak sesuai dengan nurani   dia akan menyesalinya,  penyesalan ini merupakan tanda kembali  kepada Tuhannya,  jawaban suara hati sesuai dengan sifat sifat Allah dalam Al Qur’an ( Asmaul Husna ).

Dalam Ihsan adalah berkaitan dengan nilai nilai dalam hati, baik didalam hal kebebasan hati , bimbingan suara hati , kasih sayang atau makna kesetiaan sehingga  ketika suara hati secara universal mengakuinya maka jiwa pun akan membenarkanya.

Suara hati akan terbelenggu dan akan tidak dapat melihat nilai nilai universal tersebut diatas yang dapat menjerumuskan kepada hal hal yang  buruk,  belenggu  suara  hati tersebut adalah diantaranya :

1.Prasangka buruk.

2.Prinsip hidup.

3.Pengalaman

4.Kepentingan.

5.Sudut pandang.

6.Pembanding.

7.Fanatisme.

 

A. Sadar Diri

Cara  berfikir sesorang akan  dipengaruhi  oleh  belenggu  suara  hati,  sehingga  kemampuan untuk melihat sesuatu secara jernih harus didahului  oleh  kemampuan  hal mengenali  faktor faktor yang mempengaruhi kejernihan pikir  dengan  mengembalikan manusia kepada fitrahnya sehingga akan mampu melihat  dengan  matahati,  mampu  di dalam menentukan pilihan dan memprioritaskan dengan benar sesuai suara hati.

Cara membangun kekuatan pikiran bawah  sadar  untuk  selalu  suci   dan   akan menjadi sumber kekuatan salah satunya adalah  dengan  ucapan  Subhanallah  atau  pun dengan dzikir  dan  tasbih  dan  hal ini akan mengendalikan kejernihan pikir       ( repetitive  magic power ). Di dalam shalat proses berpikir jernih dilambangkan dengan Takbiratul Ihram, sedangkan dalam ber – Haji adalah Ihram.

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah ). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah  itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS 30 : 30 )

 

B.Hasil ZMP

Kebebasan  berpikir  dengan  menyucikan  pikiran  akan  selalu   menghasilkan hal hal yang baru, hal ini pula yang menjadi kekuatan ummi – nya Rasulullah  diajarkan  melalui penjernihan pikiran dengan perantaraan baju Ihram dalam Haji,takbiratul ihram  dalam Shalat dan berwudlu sebelum Shalat.

 

C.Aplikasi

Dalam  menghadapi  sebuah  masalah   atau  pun  peluang,  kenalilah  diri  sendiri  sebelum melakukan respon dan menentukan pilihan, lakukanlah hal repetitive magic power, dzikir asmaul Husna dan ucapkan Subhanallah sambil mengingat kesucian sifat  sifat Allah.

Melakukan  Istigfar  sambil  berintrospeksi  dan  evaluasi  diri,  berdoa   dengan    khusyu, ketika membersihkan muka niatkan untuk membasuh mata  dan  wajah dari hal     pandangan hina  dan  kemunafikan,  ketika membasuh  tangan  dan  kaki  niatkan  untuk  membersihkan diri dari dosa yang dilakukan tangn  dan  kaki serta melontarkan  ketujuh (belenggu suara hati) jumrah di hati.

 

B. RUKUN IMAN ( MENTAL BUILDING )                                    

                              

Setelah  muncul  kejernihan  hati  dan  mampu  mengatasi   belenggu   suara   hati   maka akan timbul kesadaran spiritual dan memiliki suara hati spiritual  ( self conscience )        sehingga akan dapat membangun kecerdasan emosi melalui  6  ( enam )  prinsip  di dalam        Rukun Iman, yang mempunyai karakteristik sejalan dengan  hati  nurani  manusia  dan merupakan cerminan kehendak  Allah Yang Maha Sempurna.

 

1.Star Principle                                                                                                                    

Membangun prinsip Bintang sebagai pegangan hidup.

Timbulnya perbedaan pada setiap orang saat menentukan suara hati  mana   yang harus diikuti adalah karena perbedaan keinginan dan prioritas pada setiap orang tetapi akan lebih mudah memahami diri sendiri apabila telah memahami makna dari  99      suara hati  ( 99  Asmaul Husna ), karena  akan  memiliki  radar  hati  yang  mampu  merasakan        keseluruhan sifat sifat Allah yang merupakan dasar pemahaman suara hati manusia.

Hasil yang didapatkan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Integritas.

b. Rasa Aman.

c. Situasi terus berkembang.

d. Kepercayaan diri.

e. Intuisi.

f. Sumber Motivasi.

 

2.Angel Principle                                                                                                                  

Memiliki prinsip Malaikat agar selalu dipercaya oleh orang lain.

Malaikat adalah makhluk mulia  dan  sangat dipercaya Tuhan untuk menjalankan  segala perintah – Nya,  prinsipnya tunggal : hanya mengabdi kepada Allah SWT. Dan memiliki kesetian tinggi, tiada rasa lelah, disiplin dan semua yang berada didalam  hal tanggung jawabnya berjalan dengan sangat sempurna.Keteladananya adalah dalam hal menjaga teguh kepercayaan,  memiliki loyalitas  dan  integritas yang sangat tinggi.

Hasil yang diperoleh dari prinsip tersebut diatas diantaranya adalah :

a.Integritas dan Loyalitas.

b.Komitmen.

c.Kebiasaan Memberi dan Mengawali.

d.Kebiasaan Menolong.

e.Saling Percaya.

 

3.Leaderships Principle                                                                                                     

Memiliki prinsip Kepemimpinan yang menjadikan pemimpin berpengaruh.

Orang dengan prinsip teguh akan  menjadi  seorang  pemimpin  melalui  suatu       pengaruhnya yang kuat,  selama ini sering terjadi kekeliruan pemahaman  tentang  arti            kepemimpinan,  banyak orang mengartikanya  sebagai  kedudukan  atau  posisi   yang           tinggi saja,  sehingga posisi pemimpin  diincar  demi  mendapatkan  kedudukan   yang        tinggi dalam sebuah kelompok, padahal setiap manusia adalah pemimpin bagi  dirinya      sendiri tetapi dimata Tuhan adalah sama karena semua manusia adalah Khalifah – Nya       dimuka bumi.Tingkatan tangga kepemimpinan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a.Pemimpin yang dicintai.

b.Pemimpin yang di percaya.

c.Pemimpin sebagai pembimbing.

d.Pemimpin yang berkepribadian.

e.Pemimpin yang abadi.

 

 4.Learning Principle                                                                                                                       

Menyadari pentingnya prinsip Pembelajaran yang mendorong pada kemajuan.

Pentingnya berpikir serta belajar  adalah  sangat  dimuliakan  oleh  Allah  SWT,     selain  predikat  keutamaan  bagi  kaum  muslimin  yang  beriman  serta  terus  menerus         bepikir tentang hakikat penciptaanya dimuka bumi, yang hampir disebutkan Allah SWT    dalam setiap firman – Nya dengan keutamaan manusia lainya adalah  dia  dapat  mampu      menyelamatkan  dirinya   dan   sesamanya  dari  kehancuran  serta  mampu  mendorong       manusia pada kemajuan peradaban. Hasil yang didapatkan  dari  prinsip  pembelajaran :

a.Kebiasaan membaca buku dan situasi.

b.Kebiasaan berpikir kritis.

c.Kebiasaan mengevaluasi.

d.Kebiasaan menyempurnakan.

e.Memiliki pedoman.

 

5.Vision Principle                                                                                                                 

Mempunyai prinsip Masa Depan sehingga akan selalu memiliki Visi

Setiap tahapan pembangunan sangat bergantung pada kualitas kecerdasan hati seseorang  yang  telah  dipersiapkan   di   pembangunan   prinsip   prinsip   sebelumnya semuanya melalui suatu proses yang dijalani,  dengan  menggunakan  prinsip   prinsip  Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan untuk meraih visi yang sebenarnya.  Hasil yang di  dapatkan adalah :

a.Ketenangan batiniah.

b.Jaminan masa depan.

c.Kendali diri dan sosial.

d.Optimalisasi upaya.

e.Berorientasi pada tujuan.

 

6.Well Organized Principle                                                                                                            

Memiliki prinsip Keteraturan sehingga tercipta sistem mental ketauhidan.

Manajemen adalah  mengerjakan  segala  sesuatu  secara  benar  (do the things right), kepemimpinan adalah mengerjakan hal hal yang benar (do the right things), dan  manajemen adalah melakukan efisiensi untuk  menaiki  tangga  keberhasilan,  sedangkan kepemimpinan adalah memastikan  atau  menentukan apakah tangganya bersandar   pada dinding yang benar, sang pemimpin bagaikan orang yang memanjat  pohon  yang  tertinggi untuk mempelajari seluruh situasi kemudian memastikan arahnya, inilah yang  menjadi bukti kebenaran urutan Rukun Iman ke 5 (lima)  dan Rukun Islam ke 6 (enam)  yang urutannya adalah prinsip masa depan terletak lebih dahulu,  baru disusul prinsip  keteraturan dibelakangnya.

Anjuran  Rasulullah  :    ” Mulailah dari sebelah kanan.”   Kebiasaan  Rasulullah ini terbukti dengan diketahuinya fungsi otak sebelah  kanan  yang  berisikan  gambaran visi manusia,  dalam hal ini mulailah dari sebelah kanan berarti mulailah pekerjaan  itu  dengan sebuah tujuan atau visi yang jelas  dan  transparan. Hasil  yang  akan  diperoleh  dalam prinsip keteraturan tersebut diatas adalah :

a.Orientasi pemeliharaan sistem atau menjaga sinergi.

b.Orientasi pembentukan sistem atau prinsip sinergi.

c.Pemahaman arti proses.

d.Kepastian hukum sosial.

e.Kepastian hukum alam.

 

C. RUKUN ISLAM (PERSONAL STRENGHT dan SOCIAL STRENGHT)                                                         

 

1.Personal Strenght                                                                                                             

Ketangguhan pribadi yang muncul ketika seseorang telah mengenal jati diri  spiritualnya menuju pencerahan, sabda  Nabi Muhammad s.a.w :  ”  Apabila engkau mengenal siapa dirimu, maka engkau akan  mengenal siapa Tuhan – mu.”                      (Hadits Rasulullah )

 

A. Mission Statement ( Penetapan Misi )

Penetapan misi umumnya dibentuk berdasarkan logika  dan  seringkali pula mengabaikan suara hati spiritual tetapi tidaklah semudah membalikan tangan, dibutuh  kan pemikiran yang mendalam dan hati hati dan tidak berdasarkan logika, akan tetapi mampu sejalan dengan suara hati fitrah manusia,  karena hukum keseimbangan alam     milik Tuhan akan menghempaskanya.

Setiap manusia mempunyai panggilan hidupnya sendiri  atau  misi hidupnnya oleh karena itu tidak dapat digantikan dan hidupnya tidak mungkin dapat diulang, jadi   setiap orang memiliki peluang unik untuk melaksanakan misi hidup masing masing.

Firman Allah S.W.T dalam Al Qur’an surat Al Fathir ( Pencipta ) ayat 5 :

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu  dan  sekali kali janganlah  syaitan  yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.”  ( QS 35 : 5 )

Mission statement diaplikasikan dalam Syahadat ( merupakan visi ) dan hasil yang akan didapatkan dalam penetapan mission statement ini adalah sebagai berikut :

1.Membangun misi kehidupan.

2.Membulatkan tekad.

3.Membangun visi.

4.Menciptakan wawasan.

5.Transformasi visi.

6.Komitmen total.

 

B. Character Building ( Membangun Karakter )

Dalam pekerjaan sehari hari pikiran seseorang seringkali  didesak  untuk  hal-hal dapat menyelesaikan berbagai tugas yang datang silih berganti  dan  disaat yang   bersamaan pula ia harus menghadapi berbagai masalah yang harus  diatasi.  Istirahat pikiran dengan relaksasi sejenak  dan  meyambutna dengan kejernihan pikiran  akan lebih baik  dan  menjadikan  peka  kembali  serta  memberikan  ruang  berpikir  bagi  perasaan intuitif, sekaligus menstabilkan kecerdasan emosi  dan  spiritual  seseorang  serta menjaga kefitrahan suara hati.

Character Building diaplikasikan dalam Shalat,  hasil yang akan didapatkan dengan membangun karakter tersebut adalah :

1.Relaksasi.

2.Membangun kekuatan afirmasi.

3.Meningkatkan emosi kecerdasan dan spiritual ( ESQ ).

4.Membangun pengalaman positif.

5.Pembangkit dan penyeimbang energi batiniah.

6.Pengasahan prinsip.

 

C. Self Control ( Pengendalian Diri )

Dorongan  berupa  keinginan  atau  nafsu  yang  berlebihan  akan  menghasilkan     belenggu yang menutup asset paling  berharga  dari  sorang  manusia  adalah  suara  hati       bila  tidak  terbelenggu  akan  membebaskan  suara  Ilahiah.  Menghentikan  pengabdian    dirinya kepada selain Allah akan menjadikan pribadi yang mampu  mengeluarkan  suatu   potensi dirinya untuk hasil yang terbaik,  lebih tinggi dari standar duniawi melalui  cara    yang bijaksana dan luhur.

Aplikasi dalam Self control adalah berupa Puasa, hasil yang akan didapatkan  dalam pengendalian diri adalah sebagai berikut :

1.Meraih kemerdekaan sejati.

2.Memelihara fitrah.

3.Mengendalikan suasana hati.

4.Meningkatkan kecakapan emosi secara fisiologis.

5.Pengendalian prinsip.

 

 2.Social Strenght                                                                                                                 

Firman Allah S.W.T dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat 92 :

“Sungguh, agama kamu ini satu agama saja, dan Aku adalah Tuhanmu. Karena itu sembahlah Aku.”   ( QS 21 : 92 )

Keinginan untuk berkelompok atau bersinergi pun merupakan dorongan hal suara hati dan kebutuhan dasar manusia, sifat fitrah ini mendorong manusia untuk berkumpul dan berjamaah dengan sesamanya, sehingga terbentuk ketangguhan sosial.

 

A. Strategic Collaboration

Mengeluarkan potensi spiritual  ( core  values )  dengan melakukan langkah langkah melalui berkelompok atau berjamaah, dengan pendekatan aplikasinya adalah berupa zakat, hasil yang didapatkan dalam strategic collabiration adalah  :

1.Investasi kepercayaan.

2.Investasi komitmen.

3.Membangun landasan kooperatif.

4.Investasi kredibilitas.

5.Investasi keterbukaan, empati dan kompromi.

 

B. Total Action ( Aplikasi Total )

Aplikasi total yang dilambangkan dengan Haji, secara social adalah lambang  kolaborasi yang tertinggi,  yaitu pertemuan seluruh umat sedunia  yang  memiliki  nilai  dasar yang sama dan tujuan dasar yang sama.  Sehingga kesamaan langkah,  gerak  dan tujuan yang dilandasi oleh kesamaan prinsip adalah syarat terjadinya sinergi yang dahsyat dan merupakan ketangguhan sosial yang sesungguhnya, sinergi yang timbul  bukan hanya antara umat manusia tetapi antara manusia dan Tuhannya.

Hasil yang akan didapatkan dalam Total action adalah berupa :

1.Langkah Zero mind atau jernih pikir ( Ihram ).

2.Evaluasi dan Visualisasi ( Wukuf ).

3.Hadapai tantangan ( Jumrah ).

4.Pengasahan komitmen dan integritas ( Thawaf ).

5.Pengasahan Adversity Quotient atau kecerdasan dalam mengatasi kesulitan dan

bertahan hidup ( Sa’I ).

6.Sinergikan Jamaah ( Haji ).

BAB III

KESIMPULAN

 

Kecerdasan  Emosi  atau  “Emotional Intellegence”  merujuk pada   kemampuan      mengungkap  serta  mengenali  perasaan  kita sendiri,  juga  perasaan  orang  lain,  lebih tepatnya kemampuan memotivasi  diri  sendiri  dan  kemampuan  mengelola  emosi  diri        sendiri dengan baik  dan  dalam hubunganya dengan orang lain. Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam  merupakan petunjuk bagi umat Islam,  pokok pikirannya merupakan  arah      pembimbung dalam mengenali  atau  memahami perasaan kita  sendiri,  perasaan  orang     lain, memotivasi diri serta mengelola emosi dalam berhubungan dengan orang  lain  dan         juga  merupakan  metoda  pembangunan  kecerdasan  emosi  yang  didasari  oleh   suatu           hubungan antara manusia dengan  Tuhan – nya  adalah  merupakan  Kecerdasan  Emosi  dan  Spiritual ( ESQ ).

Urutan di dalam  Rukun  Iman disusun  berdasarkan  urutan  anak  tangga  yang   sangat teratur  dan  sistematis serta memiliki keterkaitan erat  dan  kuat  dan  merupakan  satu kesatuan. Dimulai dari Prinsip Landasan  ( Prinsip Bintang ),  Prinsip Kepercayaan, Prinsip Kepemimpinan,  Pembelajaran,  Prinsip Masa Depan hingga Prinsip Keteraturan.    Hal hal tersebut diatas adalah merupakan  pembentukan  mental  yang  dilanjutkan  pula     dengan langkah langkah fisik yaitu mission statemen kemudian  pembangunan  karakter    dan  pengendalian diri dalam Rukun Islam, ketiga hal tersebut diatas  akan  membangun          sebuah pribadi yang tangguh, setelah memiliki ketangguhan pribadi,  maka  dilanjutkan     dengan pembangunan kecerdasan sosial  dan  menghasilkan kecerdasan sosial.

Rukun  Islam  berfungsi  sebagai  tuntunan  dalam  hal  beragama,  tetapi   juga  merupakan  metode  pengasahan  atau  pelatihan  ESQ,  dimulai  dari  Syahadat  sebagai  mission statement,  Shalat  yang  berfungsi  sebagai  character  building,  Puasa  sebagai  self control  dan  Zakat  serta  Haji yang berfungsi sebagai social intellegence  atau  pun  kecerdasan sosial.  Dalam  Rukun Islam  pemahaman  tentang  kecerdasan  emosi  akan      diperoleh melalui Rukun Iman bila dilatih dan dipertajam lebih dalam dengan cara cara menggunakan konsep yang dilakukan secara aplikatif, berulang  serta  terus  menerus.

Rukun Islam menjawab melalui nilai dasar spirituil  atau  suara fitrah hati akan motivasi  dan  usaha yang benar  untuk  mempelajari  dan  menguasai  kecakapan  emosi.  Selama ini terjadi semacam stereotip bahwa Ihsan, Rukun Iman  dan  Rukun  Islam adalah  untuk  keperluan  akhirat  semata  dan  ajaran  Barat  atau  doktrin  lainya  untuk     keberhasilan dunia,  padahal  keberhasilan  sejati baik didunia  maupun  di akhirat  serta  kebahagiaan hakiki baik lahiriah  dan  batiniah adalah melalui mekanisme Ihsan, Rukun      Iman dan Rukun Islam.

Sumber  suara  hati  manusia  adalah  Asmaul  Husna,  adalah  dasar  pengenalan  dan  alat untuk memahami bagian terdalam dari suara  hati  kita  sendiri,  juga  perasaan  serta suara hati orang lain, Asmaul Husna adalah  merupakan  dasar  dan  kunci didalam   membangun Ketangguhan Pribadi dan Ketangguhan Sosial.

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                                                              

 

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual :          

Emotional Spiritual Quotient ( ESQ ), Arga Wijaya Persada, Jakarta  2001

 

 

 

 

 

 

KND

Kencana Nirmala Daim

http://www.cakend.blogspot.com

https://kendyferdian.wordpress.com

Bumi Parken (Parahyangan Kencana) Kav. B4 No.11 – 088218233619, Bandung Jawa Barat Indonesia cakend@gmail.com