Posts tagged ‘horison’

👇KHADIJAH

Siri Khadijah

DUA PERTIGA (2/3) wilayah Makkah adalah milik Siti Khadijah, istri dari Rasulullah SAW. Ia wanita bangsawan yang menyandang kemuliaan dan kelimpahan harta kekayaan.

Namun, ketika wafat tidak selembar kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dikenakannya di saat menjelang ajal adalah pakaian kumuh dengan 83 tambalan.

“Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba,” bisik Khadijah kepada Fatimah sesaat menjelang ajal.

“Yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri”. ucapnya.

Mendengar itu Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga”.

Siti Khadijah, Ummul Mu’minin (ibu kaum mukmin), pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah.

Didekapnya sang istri itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat, tumpahlah air mata mulia Rasulullah dan semua orang yang berada di situ.

Dalam suasana seperti itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan.

Rasulullah menjawab salam Jibril, kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?”

“Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril yang tiba-tiba saja berhenti berkata, kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, “Kenapa, ya Jibril?”

“Cucumu yang satu, Husain, tidak memiliki kafan. Dia akan dibantai, tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” jawab Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku tak kan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban!?”

Tersedu-sedan Rasulullah SAW mengenang istrinya semasa hidupnya.

Khadijah Memang Wanita Istimewa

Dikisahkan, suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah.

Khadijah menyambut dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu”.

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis.

Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya dan diletakkan di tempat tidur.

Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur.

Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah hingga membuat beliau terjaga.

Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?” tanya Rasulullah dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal, wahai Khadijah, bersuamikan aku?” lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

“Wahai suamiku, wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan,” jawab Khadijah.

“Dahulu aku memiliki kemuliaan, Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan, Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya”. tuturnya.

“Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu”. terangnya.

“Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada yang hak, Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah”. jelasnya.

Rasulullah pun tampak sedih. “Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”

“Aku, ya Rasulullah!” sahut Ali bin Abi Thalib. jawab, menantu Rasullulah.

Disamping jasad Siti Khadijah, Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah SWT,
“Ya Allah, ya Illahi Rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku, Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, Menenteramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah”.

Ya ALLAH,
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal’alamin

Barakallahu fiikum

🙏
@kaefota

PERBEDAAN ANTARA MANI, MAZI DAN KEPUTIHAN

Pertanyaan:
Saya tidak mengetahui, kapan seorang wanita keluar mani yang mengharuskan mandi, dan kapan keluar cairan biasa yang mengharuskan wudu.
Seringkali saya berusaha untuk mengetahuinya, akan tetapi tidak ada seorang pun yang memberikan jawaban dengan terperinci.
Sehingga saya anggap bahwa semua cairan adalah (cairan) biasa yang tidak mengharuskan mandi. Dan saya tidak mandi melainkan setelah berhubungan badan. Saya mohon dijelaskan perbedaan di antara keduanya.

Alhamdulillah

Apa yang keluar dari wanita terkadang mani atau madzi atau cairan biasa yang dikenal dengan keputihan.

Setiap dari tiga macam ini mempunyai sifat dan hukum khusus.

Adapun mani, sifatnya adalah :
Kuning lembut, sifat ini sebagaimana yang telah ada dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam: “Sesungguhnya air mani laki-laki itu putih kental dan mani wanita itu kuning lembut.” (HR. Muslim, no. 311)

Terkadang pada sebagian wanita warnanya putih.
Baunya seperti bau pandan korma, dan bau pandan korma dekat dengan bau adonan tepung.

Merasakan nikmat dan melemahnya syahwat setelah keluar.

Tidak disyaratkan ketiga sifat ini harus ada semuanya. Cukup satu sifat saja untuk menghukumi bahwa cairan itu adalah mani. Demikian, sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam Kitab Al-Majmu, 2/141.

Adapun mazi adalah air putih encer dan lengket yang keluar ketika muncul syahwat baik karena fikiran atau lainnya.

Tidak merasakan nikmat ketika keluar dan tidak disertai melemahnya syahwat setelahnya.

Sementara keputihan adalah cairan bening yang keluar dari rahim, terkadang seorang wanita tidak merasakan keluarnya.

Sedikit banyaknya cairan yang keluar, berbeda di antara para wanita.

Berikut perbedaan hukum pada tiga cairan ini (mani, madzi dan keputihan);

Mani tidak diharuskan mencuci pakaian darinya, namun diharuskan mandi (besar) setelah keluar. Baik keluarnya ketika tidur maupun terjaga, karena berhubungan badan atau lainnya.

Mazi adalah najis. Diharuskan membersihan jika mengenai badan. Adapun jika mengenai pakaian, untuk mensucikannya cukup dengan memercikkan air padanya. Keluar mazi membatalkan wudu dan tidak diharuskan mandi (besar) setelah keluar.

Adapun keputihan adalah suci. Tidak diharuskan mandi dan tidak juga (diharuskan) membersihkan pakaian yang terkena. Ia membatalkan wudu kecuali kalau (keluar) terus menerus dari seorang wanita. Dia harus berwudu pada setiap shalat setelah masuk waktunya, dan jika setelah itu cairan tetap keluar tidak mengapa.

Wallahua’lam.

@kaefota

PERINGATAN HARI ORANG YANG MENINGGAL

Tradisi yang berkembang dimasyarakat (baca: dikalangan NU), jika ada orang yang telah meninggal, maka akan diadakan acara tahlilan, do’a, dzikir fida dan lain sebagainya.

Untuk mendo’akan orang yang meninggal tersebut biasanya dibarengi dengan jamuan makanan sebagai sodaqoh untuk alm/almh.

Pendapat para ‘Ulama’ dalam masalah ini sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Hawi li-Al-Fatawi li as-syuyuti, Juz II, hlm 183 :

قَالَ طَاوُسِ: اِنَّ اْلمَوْتَى يُفْتَنُوْنَ فِىْ قُبُوْرِهِمْ سَْعًا فَكَانُوْا يُسْتَحَبُّوْنَ أَنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تِلْكَ اْلاَيَّامِ-اِلَى اَنْ قَالَ-عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتَنُ رَجُلَانِ مُؤْمِنٍ وَمُنَافِقٍ فَأَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيُفْتَنُ سَبْعًا وَاَمَّا الْمُنَافِقُ يُفْتَنُ اَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا.

Imam Thawus berkata : seorang yang mati akan mendapat ujian dari Alloh dalam kuburnya selama tujuh hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan sebuah jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sampai pada perkataan: dari sahabat Ubaid Ibn Umair, dia berkata: seorang mu’min dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi orang mu’min akan mendapat ujian selama 7 hari, sedang orang munafik selama 40 hari diwaktu pagi.

Dalam kitab Nihayah al-Zain, Juz I, halaman 281 juga disebutkan:

وَالتَّصَدُّقُ عَنِ اْلمَيِّتِ بِوَجْهٍ شَرْعِيٍّ مَطْلُوْبٌ وَلَا يُتَقَيَّدُ بِكَوْنِهِ فِيْ سَبْعَةِ اَيَّامٍ اَوْ اَكْثَرَ اَوْ اَقَلَّ وَتَقْيِيْدُهُ بِبَعْضِ اْلاَيَّامِ مِنَ اْلعَوَائِدِ فَقَطْ كَمَا اَفْتَى بِذَلِكَ السَّيِّدِ اَحْمَد دَحْلَانِ وَقَدْ جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِالتَّصَدُّقِ عَنِ اْلمَيِّتِ فِي ثَالِثٍ مِنْ مَوْتِهِ وَفِي سَابِعٍ وَفِيْ تَمَامِ اْلعِشْرِيْنَ وَفِي اْلاَرْبَعِيْنَ وَفِي الِمأَةِ وَبِذَلِكَ يُفْعَلُ كُلَّ سَنَةٍ حَوْلًا فِي اْلمَوْتِ كَمَا اَفَادَهُ شَيْخَنَا يُوْسُفُ السُنْبُلَاوِيْنِيْ.

Dianjurkan oleh syara’ shodaqoh bagi mayit, dan shodaqoh itu tidak di tentukan pada hari ke tujuh sebelumnya maupun sesudahnya. sesungguhnya pelaksanaan shodaqoh pada hari-hari tertentu itu cuma sebagai kebiasaan (adat) saja, sebagaimana fatwa Sayid Akhmad Dahlan yang mengatakan ”Sungguh telah berlaku dimasyarakat adanya kebiasaan bersedekah untuk mayit pada hari ketiga dari kematian, hari ketujuh, dua puluh, dan ketika genap empat puluh hari serta seratus hari. Setelah itu dilakukan setiap tahun pada hari kematiannya. Sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Yusuf Al-Sumbulawini.

Adapun istilah 7 “tujuh hari” dalam acara tahlil bagi orang yang sudah meninggal, hal ini sesuai dengan amal yang dicontohkan sahabat Nabi SAW.

Imam Ahmad bin Hanbal RA berkata dalam kitab Al-Zuhd, sebagaimana yang dikutip oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al-Hawi li Al-Fatawi:

حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ اْلقَاسِمِ قَالَ حَدَّثَنَا اْلأَشْجَعِيُّ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ طَاوُسُ: إِنَّ اْلمَوْتَ يُفْتَنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أَنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تِلْكَ اْلأَيَّام

“Hasyim bin Al-Qasim meriwayatkan kepada kami, ia berkata, “Al-Asyja’i meriwayatkan kepada kami dari Sufyan, ia berkata, “Imam Thawus berkata : “Orang yang meninggal dunia diuji selama tujuh hari di dalam kubur mereka, maka kemudian para kalangan Salaf mensunnahkan bersedekah makanan untuk orang yang meninggal dunia selama tujuh hari itu”

Imam Al-Suyuthi juga berkata:

أَنَّ سُنَّةَ اْلإِطْعَامِ سَبْعَةَ أَيَّامٍ بَلَغَنِي أَنَّهَا مُسْتَمِرَّةٌ إِلَى اءلآنَ بِمَكَّةَ وَاْلمَدِيْنَةَ فَالظَّاهِرُ أَنَّهَا لمَ ْتَتْرُكْ مِنْ عَهْدِ الصَّحَابَةِ إِلَى اْلآنَ وَأَنَّهُمْ أَخَذُوْهَا خَلَفًا عَنْ سَلَفٍ إِلَى الصَّدْرِ اْلأَوَّلِ

“Kebiasaan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari merupakan kebiasaan yang tetap berlaku hingga sekarang (zaman imam Suyuthi, sekitar abad IX Hijriah) di Makkah dan Madinah. Yang jelas, kebiasaan itu tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat Nabi SAW sampai sekarang ini, dan tradisi itu diambil dari ulama salaf sejak generasi pertama (masa sahabat Nabi SAW)” (Al-Hawi li Al-Fatawi, juz II, hal 194).

Dari beberapa pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan tentang penentuan hari dalam peringatan kematian itu dapat dibenarkan secara syara’.

Wallohu’allam bishshowab

@kaefota

RASULULLAH SAW MENCINTAI UMATNYA, AKANKAH BERTEPUK SEBELAH TANGAN?

Pada suatu hari Rasulullah SAW ditemui oleh malaikat Jibril. Rasul bertanya, “Ada apa wahai Jibril?”.Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, sesungguhnya hari ini Allah SWT sedang mengobarkan nyala api Neraka dan seluruh malaikat amat ketakutan, mereka tidak tahu harus bagaimana, aku ingat bahwa engkau adalah sumber cinta dan sayang Allah SWT kepala alam semesta. Dengan alasan itu aku kesini, bertabaruk dengan cinta Allah kepada dirimu”.Rasulullah SAW terdiam beberapa saat. Kemudian bertanya lagi, “Wahai Jibril, ceritakan padaku bagaimanakah neraka itu sesungguhnya”.Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, Neraka itu bagaikan lubang-lubang yang terdiri dari 7 tingkat. Jarak antara satu lubang dengan yang lain adalah perjalanan 70 tahun. Lubang yang paling bawah adalah yang paling panas”.Nabi SAW meneruskan kembali pertanyaannya, “Lalu siapakah penghuni lubang-lubang neraka itu wahai Jibril?”.Jibril menjawab, “Lubang yang paling bawah diciptakan untuk orang orang munafik, lubang berikutnya untuk penyembah berhala, lalu untuk penyembah bintang dan matahari”.Jibril terus menerangkan penghuni tingkatan neraka hingga lubang yang ke 5 tempatnya umat Yahudi dan yang ke 6 dihuni oleh umat Nasrani.Setelah menjelaskan penghuni 6 tingkatan Neraka, Jibril pun diam cukup lama.Rasulullah SAW penasaran dan bertanya kembali, “Wahai Jibril, siapakah penghuni neraka yang ke 7?”. Jibril diam saja tidak menjawab.Rasulullah SAW mengulangi pertanyaannya, tetapi malaikat Jibril tetap diam.Rasulullah SAW semakin penasaran dan mendesak jibril agar menjawab pernyaannya.Akhirnya Jibril pun berkata, “Umatmu wahai Muhammad, mereka itu para pelaku dosa besar di kalangan umatmu yang dimana sampai mereka mati belum sempat bertaubat”.Mendengar jawaban Jibril, Rasulullah SAW langsung jatuh pingsan. Jibril merangkulnya dan meletakkan tubuh baginda Nabi di atas pangkuannya.Tak berapa lama Rasulullah SAW sadar dan langsung menangis bersimbah air mata, dengan terisak-isak Rasulullah SAW mempertegas pertanyaannya, “Wahai Jibril, apakah benar ada diantara umatku yg masuk neraka?”.Jibril mejawab, “Benar wahai Muhammad, pelaku dosa besar di antara umatmu yang belum bertaubat”.Setelah itu Rasulullah SAW langsung menghadap kiblat dan sujud kepada Allah SAW dalam isak tangisnya.Sesekali dengan suara pelan beliau membisikkan kata-kata “Ummati ya Rabb, ummati, ummati, ummati.”Beliau SAW tidak mengangkat kepalanya dalam keadaan seperti itu selama 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam kecuali setiap Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan, barulah beliau bangkit untuk menjadi imam dan setelah itu kembali bersujud lagi.Pada hari ke 3 (tiga), Abu Bakar ra menyadari hal ini, beliau mengetuk pintu Rasulullah SAW dan mengucapkan salam 3 kali, namun tidak ada jawaban.Abu Bakar ra sedih dan berseru di depan pintu Nabi SAW,
“Apakah ada jalan untuk masuk kerumah Rasulullah”. Namun tetap tidak ada jawaban.Lalu beliau menangis dan melangkah pulang. Dijalan beliau bertemu sahabat Umar ra, “Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?”.Abu Bakar ra menceritakan keadaan Rasulullah saw. Maka Umar ra pun melangkah menuju rumah Nabi SAW dan terjadilah hal yang sama. Umar pun pulang dan menangis.Dijalan beliau bertemu Salman Al Farisi ra. Dengan terisak-isak Umar ra bercerita kepada Salman ra hingga membuat dia amat sedih, namun dia tidak berani mengulangi hal yang sama.Salman melangkah menuju rumah Fatimah ra dan menceritakan hal itu.Setengah berlari Fatimah ra menuju rumah Ayahnya SAW dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.Mendengar suara lembut putri tercinta, sejuklah dada Nabi SAW. Rasullah saw bangkit dari sujud dan membuka pintu.Alangkah terkejutnya Fatimah ra melihat beliau yang amat kurus dan pucat.Fatimah memeluk beliau SAW lalu menangis, “Wahai ayahanda, apa yang terjadi? mengapa engkau amat sedih seperti ini?”.Rasulullah SAW kembali menangis dan berkata dengan suara lirih, “Wahai Fatimah, belahan jiwaku, bagaimana mungkin aku tidak sedih sedangkan Jibril mengatakan akan ada kelak umatku yang akan masuk neraka“SubhaanAllahCinta Nabi Muhammad SAW begitu besar kepada kita sebagai umatnya.Apakah cinta beliau akan terbalaskan atau hanya akan menjadi cinta bertepuk sebelah tangan?اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد عدد خلقك ورضا نفسك وزينة عرشك ومدد كلماتكWallohu’allam bishshowab@kaefota

💕FADHILAH ISTRI “MEMINTA” ♂ DULUAN💕

ﺃﺩﺏ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻟﻌﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺑﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﺝ ١ ﺹ ٢٩٢ – ٢٩٣ ﺍﻟﻤﻜﺘﺒﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ : (ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﺪﺭﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ، ﻭﺃﻋﻄﺎﻫﺎ ﺛﻮﺍﺏ ﻣﺎﺋﺘﻲ ﺣﺠﺔٍ ﻭﻋﻤﺮﺓٍ، ﻭﻛﺘﺐ ﻟﻬﺎ ﻣﺎﺋﺘﻲ ﺃﻟﻒ ﺣﺴﻨﺔٍ، ﻭﺭﻓﻊ ﻟﻬﺎ ﻣﺎﺋﺘﻲ ﺃﻟﻒ ﺩﺭﺟﺔٍ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ!)

Siapa saja seorang istri yang menawarkan diri untuk suaminya dengan suka-rela, maka:
(1) Alloh akan mengharamkan dirinya dari api neraka;
(2) memberinya pahala dua ratus ibadah Haji dan Umroh;
(3) dicatatkan untuknya dua ratus ribu kebaikan;
(4) diangkat untuknya dua ratus ribu derajat di Surga.

(ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﺩﺧﻠﺖ ﻣﻊ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻓﻲ ﻓﺮﺍﺵٍ ﻭﺍﺣﺪٍ ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣﻠﻚٌ ﻣﻦ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﻌﺮﺵ: ﻟﺘﺴﺘﺄﻧﻔﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ! ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ ﻭﻛﺘﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻬﺎ ﺛﻮﺍﺏ ﻣﻦ ﺃﻋﺘﻖ ﻣﺎﺋﺔ ﺭﻗﺒﺔٍ، ﻭﻛﺘﺐ ﻟﻬﺎ ﺑﻜﻞ ﺷﻌﺮﺓٍ ﺣﺴﻨﺔً !) .

Dan siapa saja seorang istri yang masuk bersama suaminya dalam satu selimut, maka Malaikat dari bawah ‘Arsy memanggilnya, “Mulailah duluan olehmu perbuatan itu (merangsang suami):
(1) Maka Allah akan mengampuni untukmu dari dosamu yang telah lalu dan yang akan datang;
(2) Dan Allah akan mencatat untuknya pahala seorang yang memerdekan seratus budak;
(3) Dan mencatat untuknya dari setiap sehelai rambut dengan satu kebaikan.

(ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻗﺒﻠﺖ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﻗﺮﺃﺕ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ‏[ ﺍﺛﻨﺘﻲ ﻋﺸﺮﺓ‏] ﻣﺮﺓً ﻭﻛﺘﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﺑﻜﻞ ﺁﻳﺔٍ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺣﺴﻨﺔً ﻭﺑﻨﻰ ﻟﻬﺎ ﺑﻜﻞ ﻗﺒﻠﺔٍ ﻣﺪﻳﻨﺔً ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ !)

Dan siapa saja seorang istri yang mencium suaminya dengan suka rela maka:
(1) Dia bagaikan menghatamkan Al-Qur’an (dua belas) kali;
(2) Dan dengannya Allah akan mencatat dari setiap ayat dalam Al-Qur’an lima puluh kebaikan;
(3) Dan dari setiap ciuman dibangunkan sebuah kota di Surga untuknya.

(ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻗﺒﻠﺖ ﺭﺃﺱ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﻣﺸﻄﺖ ﺭﺃﺳﻪ ﻭﻟﺤﻴﺘﻪ ﻛﺘﺒﺎﻟﻠﻪ ﻟﻬﺎ ﺑﻌﺪﺩ ﻛﻞ ﺷﻌﺮﺓٍ ﺣﺴﻨﺔً، ﻭﻏﺮﺱ ﻟﻬﺎ ﺑﻜﻞ ﺷﻌﺮﺓٍ ﻧﺨﻠﺔً ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ) .

Dan siapa saja seorang istri yang mencium kepala suaminya, menyisir rambut dan jenggotnya, maka:
(1) Allah akan mencatat untuknya pahala kebaikan dengan bilangan setiap sehelai rambut;
(2) Dan ditanamkan untuknya dari setiap sehelai rambut dengan pohon kurma di Surga.

(Kitab Uqudul Lujain Syaikh Nawawi AlBantani)

Wallohu’allam

UWAIS QARNI TIDAK MEMINTA SYURGA, HANYA RIDHA IBUNYA

Balasan Allah SWT yang luar biasa terhadap anak yang berbakti kepada orang tuanya

Ingatkah kita akan sosok Uwais al-Qarni?

Sosok pemuda yang tak dikenal di bumi tapi namanya harum di langit menjadi perbincangan para Malaikat. Walaupun di muka bumi ini orang-orang menganggapnya gila.

Uwais al-Qarni hidup di masa Rasulullah dan tinggal di negeri Yaman. Hidupnya miskin dan ia menderita sakit kulit dimana seluruh tubuhnya belang-belang.

Ia tinggal bersama Ibunya yang sudah berusia senja. Apa pun permintaan Ibunya selalu dipenuhi. Hingga tiba saatnya Sang Ibu meminta satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Wahai Ananda, Ibu sudah tua. Ibu rindu melihat ka’bah. Ibu rindu melakukan ibadah haji. Mungkinkah Engkau bawa Ibumu ke tanah suci.” pinta Sang Ibu kepada anaknya Uwais.

Mendengar permintaan Ibunya yang begitu serius, Uwais sebenarnya tidak ingin mengecewakan Ibunya.

Namun, kondisi hidup yang miskin dan tidak memiliki unta membuat harapan Ibunya seakan mustahil diwujudkan.

Uwais tidak kehabisan akal. Kondisi hidupnya yang miskin tidak dijadikan alasan dan dalih untuk menolak permintaan Ibunya.

Akhirnya Uwais membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandangnya di puncak bukit.

Setiap pagi ia menggendong anak lembu itu untuk diturunkan dan sore harinya anak lembu itu kembali ia naikkan ke puncak bukit. Inilah penyebab kenapa orang-orang menganggap Uwais gila.

Delapan bulan kemudian semuanya baru terjawab. Uwais membeli anak lembu sebagai latihan fisik agar otot-ototnya kuat.

Bagaikan Ibu hamil yang tidak terasa bayi yang dikandungnya semakin hari semakin besar, Uwais pun tidak menyangka kalau sekarang ia sudah mampu mengangkat beban yang berat.

Maka lembu yang sudah besar itu pun dijual untuk biaya perjalanan Haji ibunya dan dia menggendongnya dari Yaman ke Mekah.

Saat tiba di Mekah, Sang Ibu sudah mulai berlinangan air mata. Terharu dengan pengabdian anaknya yang luar biasa.

Di tempat mustajabah, Ibunya mendengar Uwais berdoa, “Ya Allah, masukkanlah Ibuku ke Syurga!”

Mendengar doa Uwais seperti itu Ibunya pun berkata,:
“Kenapa Engkau tidak berdoa kepada dirimu Nak? Kenapa hanya Ibu saja yang Engkau doakan?”

Uwais menjawab:
“Dengan Ibu masuk syurga, Ibu akan ridha padaku, maka cukup dengan ridha Ibu yang akan mengantarkanku masuk ke Syurga.”

Jawaban Uwais seperti itu membuat Ibunya semakin kagum kepada anaknya.

Tanpa Ia berdoa kesembuhan penyakit kulit yang dideritanya, Uwais sembuh seketika.

Kecuali hanya bulatan kecil di tangannya sebagai tanda bagi Sayidina Umar dan Sayidina Ali sebagai tanda pengenal disaat mencari siapa Uwais al-Qarni, sebab Rasulullah SAW telah memerintahkan Umar dan Ali untuk mencari Uwais, meminta didoakan oleh Uwais karena doanya diterima oleh Allah.

Uwais al-Qarni memang tidak mendoakan syurga. Ia hanya mencari ridha Ibunya.

Namun, tahukah Anda apa yang didapatkan Uwais?

Ternyata Uwais tak hanya masuk syurga, ia juga diberikan jatah syafaat sehingga mampu membawa orang lain masuk syurga bersamanya, yaitu sejumlah bilangan manusia dalam suku Rabi’ah dan Mudhar (dua suku terbesar dalam bangsa Arab).

SubhaaAllah

Semoga kita menjadi anak yang berbakti. Aamiiin ya rabbal alamin.

@kaefota

| Disarikan dari Pengajian Syarah Hikam Ibnu ‘Ibad Ar-Randy bersama Abi Zahrul Fuadi Mubarak (Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga) Ramadhan 1437 H/ 2016 M

NABI MUHAMMAD SAW MEMBELAH BULAN

Di zaman Jahilliyah hiduplah raja bernama Habib bin Malik di Syam, dia penyembah berhala yang fanatik dan menentang serta membenci agama yang didakwahkan Rasulullah SAW.

Suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik perihal Rasulullah SAW yang membuatnya penasaran ingin bertemu dengan Rasulullah SAW dan membalas surat itu Ia akan berkunjung ke Mekah.

Pada hari yang telah ditentukan berangkatlah Ia dengan 10.000 orang ke Mekah. Sampai di Desa Abtah, dekat Mekah, ia mengirim utusan untuk memberitahu Abu Jahal bahwa Dia telah tiba di perbatasan Mekah.

Maka disambutlah Raja Habib oleh Abu Jahal dan pembesar Quraisy.
“Seperti apa sih Muhammad itu?”
Tanya Raja Habib setelah bertemu dengan Abu Jahal.
“Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Haasyim,” jawab Abu Jahal.

Lalu Raja Habib menanyakan kepada Bani Hasyim.
“Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa di percaya, jujur dan baik budi.
Tapi, sejak berusia 40 tahun, Ia mulai menyebarkan agama baru, menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami.
Ia menyebarkan agama yang bertentangan dengan agama warisan nenek moyang kami,” jawab salah seorang keluarga Bani Hasyim.

Raja Habib memerintahkan untuk menjemput Rasulullah SAW dan menyuruh untuk memaksa bila Ia tidak mau datang.

Dengan menggunakan jubah merah dan sorban hitam, Rasulullah SAW datang bersama Abu Bakar AS, Siddiq RA dan Khadijah RA.

Sepanjang jalan Khadijah RA, menangis karena khawatir akan keselamatan suaminya, demikian pula Abu Bakar RA.

“Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan kepada Allah ﷻ ” Kata Rasulullah SAW.

Sampai di Desa Abthah, Rasulullah SAW di sambut dengan ramah dan dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas.

Ketika Rasulullah SAW duduk di kursi tersebut, memancarlah cahaya kemilau dari wajahnya yang berwibawa, sehingga yang menyaksikannya tertegun dan kagum

Maka berkata Raja Habib:
“Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki?”

Dengan tenang Rasulullah SAW balik bertanya:
“Mukjizat apa yang Tuan kehendaki?”
Raja Habib bin Malik Menjawab:
“Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar engkau tenggelamkan, kemudian munculkanlah bulan. Lalu turunkanlah bulan ke tanganmu, belah menjadi dua bagian dan masukkan masing-masing ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan. Kemudian keluarkan lagi dan satukan lagi. Lalu suruhlah bulan mengakui engkau adalah Rasul. Setelah itu kembalikan bulan itu ke tempatnya semula.
Jika engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu,”

Mendengar itu Abu Jahal sangat gembira, pasti Rasulullah SAW tidak dapat melakukannya.
Dengan tegas dan yakin Rasulullah SAW menjawab:
“Aku penuhi permintaan Tuan.”

Kemudian Rasulullah SAW berjalan ke arah Gunung Abi Qubaisy dan shalat dua rakaat.
Usai shalat, Beliau SAW berdoa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi, agar permintaan Raja Habib terpenuhi.

Seketika itu juga tanpa diketahui oleh siapapun juga turunlah 12.000 malaikat. Maka berkatalah malaikat:
“Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu. Allah berfirman: ‘Wahai kekasih-Ku, janganlah engkau takut dan ragu. Sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak Zaman Azali.’
Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya untuk membuktikan kerasulanmu.
Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan bulan serta mengganti siang dengan malam.
Habib bin Malik mempunyai seorang putri cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah ﷻ telah menyembuhkan anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat.”

Lalu bergegaslah Rasulullah SAW turun menjumpai orang kafir, sementara bias cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar.
Waktu itu matahari telah beranjak senja, matahari hampir tenggelam, sehingga suasananya remang-remang.

Tak lama kemudian Rasulullah SAW berdoa agar bulan segera terbit. Maka terbitlah bulan dengan sinar yang benderang.

Lalu dengan dua jari Rasulullah SAW mengisyaratkan agar bulan itu turun kepada nya.

Tiba-tiba suasana jadi amat menegangkan ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat.
Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasulullah SAW.

Segera setelah itu Beliau Rasulullah SAW membelahnya menjadi dua bagian, lalu Beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri.

Tidak lama kemudian, Beliau Rasulullah SAW mengeluarkan potongan bulan itu dan menyatukannya kembali.
Dengan sangat takjub orang-orang menyaksikan Rasulullah SAW menggengam bulan yang bersinar dengan indah dan cemerlang.

Bersamaan dengan itu bulan mengeluarkan suara:
“Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.”

Menyaksikan keajaiban itu, pikiran dan perasaan semua yang hadir terguncang.
Sungguh, ini bukan mimpi, melainkan sebuah kejadian yang nyata!

Sebuah mukjizat luar biasa hebat yang disaksikan sendiri oleh Raja Habib bin Malik. Ia menyadari, itu tak mungkin terjadi pada manusia biasa, meski ia lihai dalam ilmu sihir sekalipun!

Namun, hati Raja Habib masih beku. Maka ia pun berkata, “Aku masih mempunyai syarat lagi untuk mengujimu.”

Belum lagi Raja Habib sempat melanjutkan ucapannya, Rasulullah SAW memotong pembicaraan,
“Engkau mempunyai putri yang cacat, bukan? Sekarang, Allah ﷻ telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putri yang sempurna.”

Raja Habib pun terkejut karena tidak ada siapapun yang tahu penyakit anaknya itu yaitu lumpuh dan matanya buta kecuali orang-orang istana dan mereka yang dekat dengannya saja.

Mendengar itu, betapa gembiranya hati Raja Habib.
Spontan ia pun berdiri dan berseru, “Hai penduduk Mekah!
Kalian yang telah beriman jangan kembali kafir, karena tidak ada lagi yang perlu diragukan.
Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi: tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya;
dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Utusan dan hamba-Nya!”

Melihat semua itu Abu Jahal jengkel dan marah, dengan emosi berkata kepada Raja Habib:
“Wahai…! Raja Habib engkau beriman kepada tukang sihir ini, hanya karena menyaksikan kehebatan sihirnya?”

Namun Raja Habib tidak menghiraukannya dan berkemas untuk pulang. Sampai di pintu gerbang istana, putrinya yang sudah sempurna, menyambutnya sambil mengucapkan dua kalimat sahadat.

Tentu saja Raja Habib terkejut.
“Wahai putriku, darimana kamu mengetahui ucapan itu?”
Siapa yang mengajarimu?”

“Aku bermimpi didatangi seorang lelaki tampan rupawan yang memberi tahu ayah telah memeluk Islam. Dia juga berkata, jika aku menjadi muslimah, anggota tubuhku akan lengkap.
Tentu saja aku mau, kemudian aku mengucapkan dua kalimat sahadat,” jawab sang putri.

Maka seketika itu juga Raja Habib pun bersujudlah sebagai tanda syukur kepada Allah ﷻ

SubhaanAllah

Wallohu’allam bishshowab

@kaefota

APA YANG MEMBUAT ALLAH SENANG?

JANGAN BANGGA DENGAN BANYAK SHALAT, PUASA DAN ZIKIR KARENA ITU SEMUA BELUM MEMBUAT ALLAH SENANG

Nabi Musa : “Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang..
Allah..?”

Allah : “SHOLAT Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sholat.. engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar…
DZIKIR Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang…
PUASA Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri…”

Nabi Musa : “Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang Ya Allah …?”

Allah : “SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu.
Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya.
Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali.” (Al-Baqarah 261-262)

Nah, bila Anda sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu, maka itu tandanya hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah.

Tapi, bila Anda berbuat baik dan berkorban untuk orang lain, maka itu tandanya mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya.

Buatlah Allah senang, maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia.

(Kitab Mukasyafatul Qulub, Karya Imam Al Ghazali)

Barakalloh

@kaefota

DULU DILARANG DI ARAB SAUDI, KINI DIPERBOLEHKAN

Satu-persatu peraturan di Arab Saudi mulai dilonggarkan. Sebelumnya Arab Saudi dikenal memiliki peraturan yang sangat ketat, khususnya bagi wanita.

Arab Saudi memang kerap mendapat kritikan dari negara lain, terutama soal pembatasan hak dasar wanita.

Kini peraturan-peraturan ketat tersebut mulai longgar. Hal ini dilakukan semenjak Pangeran Muhammad bin Salman al Saud memiliki rencana menjadikan Arab Saudi sebagai negara Islam moderat.

Berikut peraturan-peraturan Arab Saudi yang dicabut:

1.Cabut Aturan Wanita Harus Izin Pria Jika Bepergian

Pemerintah Arab Saudi mencabut aturan wanita harus mendapat izin dari pria jika ingin bepergian ke luar negeri. Keputusan ini juga sekaligus mengakhiri masalah mengenai sistem perwalian Saudi. Rencananya keputusan ini dilakukan tahun ini.

Keputusan pencabutan peraturan dilakukan setelah aplikasi pengontrol istri buatan pemerintah Arab Saudi dikecam masyarakat. Aplikasi bernama Absher itu sebenarnya berfungsi sebagai alat pengontrol.

Jadi para pria bisa mengontrol istri atau kerabat mereka melalui smartphone. Masyarakat meminta aplikasi tersebut dihapus dari Google Play Store dan App Store pada Apple.

Selama peraturan ini masih berlaku, wanita harus meminta izin dari wali laki-laki untuk menikah, bekerja bahkan bepergian ke luar negeri. Namun, peraturan yang akan dihapus adalah izin bepergian saja.

2.Cabut Larangan Panggilan Whatsapp dan Skype

Arab Saudi mencabut larangan untuk penggunaan Whatsapp, Skype dan beberapa aplikasi lainnya pada 2017 lalu. Sebelum larangan ini dicabut, Arab Saudi sempat melarang panggilan melalui internet atau Voice Over Internet Protocol (VOIP).

Peraturan penggunaan internet seperti itu bisa membatasi ruang gerak masyarakat Saudi dan ekspatriat untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Menurut pemerintah Arab Saudi, larangan tersebut sudah ada tahun 2013 untuk melindungi masyarakat dari efek negatif yang merugikan kepentingan publik.

Namun semenjak aplikasi internet berkembang yang berimbas pada perdangan internasional, akhirnya pemerintah mencabut larangan itu untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

“Transformasi digital adalah salah satu langkah awal bagi ekonomi Saudi, karena akan memberi insentif pada pertumbuhan bisnis berbasis internet, terutama di industri media dan hiburan,” kata pihak kementerian informasi Arab Saudi.

3.Larangan Mengemudi Juga Dicabut

Setelah beberapa dekade, pemerintah Arab Saudi akhirnya mencabut larangan mengemudi bagi kaum hawa pada 2018. Ini bagian dari program Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman memodernisasi beragam aspek dalam masyarakat Arab Saudi.

Setelah peraturan resmi ini diberlakukan, para wanita langsung membanjiri jalanan mulai tengah malam. Mereka mengemudi mengitari jalanan di Riyadh, Arab Saudi.

Tak hanya itu saja, Arab Saudi juga sudah menerbitkan surat izin mengemudi (SIM) untuk wanita. sebelum mereka mendapat SIM, terlebih dahulu melakukan tes praktik.

4.Wanita Boleh Menonton Bioskop

Kementerian Penerangan Arab Saudi mengumumkan layar lebar atau bioskop mulai dibuka untuk umum di Ibu Kota Riyadh pada 18 April 2018. Kementerian juga mengatakan pada 2030 nanti diharapkan sudah ada 350 bioskop dengan 2.500 layar di sejumlah kota.

Pertama kalinya bioskop dibuka di Saudi setelah 35 tahun. Untuk diketahui, bioskop dilarang di Arab Saudi sejak awal 1980-an lantaran tekanan dari kelompok Islamis yang beraliran konservatif. Demi menjaga moral, setiap film di bioskop nantinya akan menjalani proses sensor.

Pemerintah Saudi menargetkan ada 40 bioskop di 15 kota dalam lima tahun mendatang. Tidak seperti tempat publik lain di Saudi, di dalam bioskop nanti tidak akan ada pemisahan antara kaum perempuan dan laki-laki.

5.Boleh Menonton Bola di Stadion

Wanita di Arab Saudi akhirnya diperbolehkan menonton di stadion olahraga untuk pertama kalinya pada 2018. Sebelumnya, Arab Saudi melarang wanita memasuki arena olahraga.

Negara tersebut memberlakukan peraturan yang ketat, dengan memisahkan antara wanita dan pria di masyarakat.

“Pertandingan pertama yang akan diizinkan wanita menonton adalah al-Ahli versus al-Batin pada hari Jumat 12 Januari,” kata pernyataan kementerian informasi.

Barakalloh

KESEDERHANAAN NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad SAW adalah panutan dan teladan yang sempurna bagi umat Islam. Anda bisa belajar untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan sederhana.

Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin para Nabi, pembawa syariat yang terakhir dan penguasa Arab pada masanya.

Namun, sederet gelar yang disandangnya tersebut tidak membuatnya sombong. Beliau tetap membumi dan sederhana.

Berikut adalah beberapa contoh kesederhanaan dan kerendahan hati yang beliau tunjukkan:

1. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah dengan tangan sendiri

Rasulullah SAW tidak pernah merasa segan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dengan tangan sendiri.

Ia bisa memperbaiki sepatu yang rusak, memasang kancing baju, menjahit baju yang sobek, memerah susu kambing, memberi makan ternak, bahkan membawa sendiri belanjaan dari pasar.

Jika kelak Anda menjadi seorang suami, jangan segan-segan untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

2. Menggunakan perabotan rumah sederhana

Menjadi penguasa terkuat Arab pada masanya tak lantas membuat kehidupan Nabi Muhammad SAW bergelimang kemewahan. Meskipun beliau mampu untuk itu, beliau lebih memilih cara hidup yang sederhana.

Demikian pula untuk perabotan yang digunakan di rumah. Beliau hanya tidur beralaskan sehelai kulit atau kain bulu unta yang dilipat dua. Sementara, bantal beliau terbuat dari pelepah dan daun kurma yang ketika ditiduri meninggalkan bekas.

Rumah beliau sendiri hanyalah terdiri dari sebuah halaman sempit dan ruangan kecil dengan seutas tali di tengahnya. Ketika menerima tamu, tali itu digantungkan kain untuk memisahkan ruang tamu dengan kamar yang digunakan istri beliau.

Sederhana sekali. Dengan semua kebahagiaan di dalamnya, beliau selalu mengatakan, “Rumahku surgaku.”

3. Makanan dan minuman yang sederhana di momen kejayaan

Ketika peristiwa penaklukkan kota Mekah, saat bersama sepuluh ribu sahabat masuk ke kota Mekah dengan kemenangan mutlak, beliau tidak merayakan kemenangan itu dengan pesta pora dan makanan-makanan yang mewah.

Di hari kemenangan besar itu, ketika merasa lapar, beliau pergi ke rumah sepupu beliau, Ummu Hani RA.

Beliau menanyakan makanan apa yang tersedia. Sepupu beliau menjawab hanya ada roti kering yang tersedia. Saat itu, beliau menyantap roti kering tersebut dengan dibasahi air, garam dan cuka.

Melihat kesederhanaan beliau, Anda masih berpikir untuk jumawa?

4. Cara berpakaian yang bersahaja

Beliau lebih menyukai gamis yang biasa dipakai masyarakat pada umumnya.

Beberapa kali para sahabat meminta beliau memakai pakaian kebesaran yang khusus dipakai pada momen tertentu, seperti pertemuan, penyambutan delegasi, atau di hari Jumat. Meski begitu, beliau selalu menolak.

5. Tidak segan melakukan pekerjaan untuk kepentingan umum bersama para sahabatnya

Dalam proses pembangunan Masjid Quba, beliau tidak segan bahu-membahu bersama sahabat beliau.

Beliau terus mengangkut batu-batu di pundak beliau untuk nantinya digunakan sebagai fondasi masjid. Beliau tidak peduli, meskipun para sahabat melarang beliau.

Dalam pandangan beliau, kewibawaan dan kehormatan itu justru terletak pada kemauan untuk mengerjakan dengan tangan sendiri, mau sekecil apa pun. Inspiratif sekali.

Kesederhanaan dan kerendahan hati Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita bahwa setinggi apa pun kedudukan dan jabatan, kita harus tetap rendah hati dan membumi.

Barakalloh

@kaefota